
- Admin
- 0 Comments
Manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan risiko keuangan, hukum, strategis, dan keamanan terhadap modal dan pendapatan organisasi. Ancaman atau risiko ini dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk ketidakpastian keuangan, kewajiban hukum, kesalahan manajemen strategis, kecelakaan, dan bencana alam. Untuk dapat mengurangi risiko, organisasi perlu menerapkan sumber daya untuk meminimalkan, memantau, dan mengendalikan dampak dari kejadian negatif sambil memaksimalkan kejadian positif.
Manajemen risiko diperlukan oleh berbagai sektor bisnis termasuk konstruksi yang mempunyai risiko cukup tinggi. Dengan menerapkan sistem manajemen risiko pemilik bisnis konstruksi akan mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang tentunya dapat mempengaruhi kesuksesan proyek. Pendekatan yang konsisten, sistemik dan terintegrasi pada manajemen risiko dapat membantu organisasi menentukan cara terbaik untuk mengidentifikasi, mengelola dan memitigasi risiko yang signifikan.
Setiap sektor bisnis termasuk sektor konstruksi mempunyai aktivitas bisnis yang dapat mengakibatkan sejumlah risiko yang bisa muncul kapan saja dan dengan metode yang beragam. Maka dari itu, manajemen risiko harus dikelola dengan sangat baik. Apa saja tantangan manajemen risiko yang akan dihadapi oleh sektor konstruksi dan bagaimana cara mengatasinya? simak penjelasan berikut ini.
Baca juga : Jumlah Persyaratan Peralatan Konstruksi yang Dimiliki Perusahaan
Tantangan manajemen risiko
Berikut 7 tantangan manajemen risiko yang akan dihadapi oleh sektor konstruksi:
- Kompleksitas proyek
Proyek konstruksi menjadi salah satu proyek dengan kompleksitas yang cukup tinggi karena meliputi tugas, tenaga ahli, komponen, dan persyaratan yang saling terhubung antara satu dengan yang lain.
- Lingkungan kerja berisiko tinggi
Proyek konstruksi akan membutuhkan alat berat dan peralatan berbahaya lainnya, maka dari itu lingkungan kerja di sekitar konstruksi harus diperhatikan karena sangat berisiko tinggi untuk dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan risiko berbahaya lainnya
- Pengerjaan proyek yang tersebar
Umumnya pekerjaan proyek konstruksi akan tersebar di beberapa wilayah, sehingga menjadi tantangan yang akan dihadapi oleh pemilik konstruksi dalam mengelola risiko.
- Perubahan lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal yang dimaksud adalah perubahan regulasi, kebijakan, dan kondisi pasar yang mengalami perubahan begitu cepat. Maka dari itu, pemilik konstruksi harus membuat manajemen risiko dan merespon dengan cepat perubahan yang terjadi.
- Ketidakpastian dan risiko proyek
Proyek konstruksi sangat berkaitan dengan berbagai resiko seperti risiko teknis, risiko keuangan, risiko sumber daya alam, dan berbagai risiko lainnya yang dapat menghambat berjalannya proyek.
- Integrasi dan koordinasi
Resiko kurangnya koordinasi juga menjadi tantangan dalam proyek konstruksi, maka dari itu manajemen risiko sangat diperlukan untuk memastikan adanya integrasi dan koordinasi yang baik.
- Reputasi dan ketidakpastian ekonomi
Reputasi sangat penting dan yang perlu diperhatikan adalah kebijakan dan insiden pekerjaan yang dapat mempengaruhi reputasi dan akan berdampak pada pengerjaan proyek.
Baca juga : Perkembangan ISO dan Proses Pengembangan Standarnya
Strategi mengatasi tantangan manajemen risiko
Ada lima strategi yang dapat diterapkan secara umum untuk mengatasi risiko.
- Menghindari risiko
Metode ini berguna untuk memitigasi risiko dengan tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat berdampak negatif terhadap organisasi.
- Mengurangi risiko
Metode manajemen risiko ini berusaha meminimalkan kerugian, bukan menghilangkannya sama sekali, serta tetap fokus untuk menjaga agar kerugian tetap terkendali.
- Berbagi risiko
Tindakan untuk mengurangi kemungkinan timbulnya resiko atau dampak risiko. Umumnya dilaksanakan melalui asuransi, outsourcing, subcontracting, tindak lindung transaksi nilai mata uang asing, dll.
- Mentransfer risiko
Mengalihkan risiko kepada pihak ketiga, misalnya, asuransi untuk menanggung kemungkinan kerusakan atau cedera dan akan mengalihkan risiko tersebut kepada perusahaan asuransi.
- Penerimaan dan retensi risiko
Setelah semua pembagian risiko, pengalihan risiko dan langkah-langkah pengurangan risiko telah dilaksanakan, beberapa risiko akan tetap ada karena hampir tidak mungkin untuk menghilangkan semua risiko ini biasa disebut dengan risiko residual.
Baca juga : Bagaimana peluang kontraktor di Sektor Kelistrikan?
PT. Tiga Solusi Indonesia adalah Perusahaan Konsultan terpercaya yang dapat membantu dalam Jasa Pengurusan Perizinan Khusus Konstruksi, Ketenagalistrikan, Legalitas Perusahaan dan Sertifikasi Sistem Manajemen yang telah terbukti dalam membantu perusahaan dalam mendapatkan perizinan dan sertifikasi terkait dan dapat menjamin keberlangsungan bisnis.
Kami siap melayani kebutuhan Anda
Hubungi kami
Recent Posts
- PUPR: Pelaku Industri Konstruksi Harus Bersinergi dalam Menjawab Tantangan Jasa Konstruksi
- Faktor Utama Mempengaruhi Biaya Pembuatan SBU Konstruksi
- Pentingnya Strategi Pertumbuhan Bisnis di Era Digital
- Tantangan dan Strategi Manajemen Lingkungan di Konstruksi
- Integrasi Praktik Ramah Lingkungan dalam Strategi Bisnis
Recent Comments
Categories
- Blog
- BUJK
- ISO 14001
- ISO 19650
- ISO 37001
- ISO 45001
- ISO 9001
- IUJPTL
- Jasa Pendirian PT
- Konstruksi
- Kontraktor Listrik
- Manajemen Pemangku Kepentingan
- Manajemen risiko
- Pengelolaan dampak lingkungan
- SBU
- SBUJK
- SBUJPTL
- Sertifikasi ISO
- SKK
- SKTTK
- Standar ISO
- Strategi Keunggulan Kompetitif
- Strategi Pertumbuhan Bisnis
- Sumber Daya manusia
- Total Quality Management